All or Nothing?

Sekarang sudah tanggal 2 Januari, biasanya kan kalau awal tahun kita bikin resolusi tahun baru ya, ceritanya banyak hal yang ingin dicapai dalam setahun. Selain itu, karena belajar dari resolusi tahun kemarin, kamu membuat sebuah langkah-langkah kecil yang kalau dilakukan kamu yakin akan membuat kamu mencapai resolusi tersebut. Misalnya: kamu ingin belajar satu bahasa asing baru, kemudian memasang target, seminggu harus lima kali login duolingo, atau seminggu harus tahu lima kalimat baru, dan lain sebagainya.

Semua rencana sudah tertulis, kamu akan melaksanakannya sepanjang tahun. Satu minggu, dua minggu, sebulan, kamu melaksanakan ini, hingga tiba saatnya, satu pekan di Februari. Kamu sangat sibuk sehingga pekan itu hanya bisa tiga kali login. Duniamu runtuh. Semua yang direncanakan akan gagal, pikirmu. Selanjutnya, kamu meratapi kegagalan di pekan kemarin, menganggap semua usaha sebelumnya sia-sia. Akhirnya kamu tidak login lagi, dan membuat burung hantu duolingo sedih.

Saya baru saja lihat di instagram reels seseorang membahas tentang fenomena ini. Bagaimana kita kebanyakan memiliki mentalitas all-or-nothing. Saya harus sempurna. Lima dari lima. Ketika kita tidak sempurna, maka sama saja kita telah gagal. Nol, nothing.

Padahal, yang kita bisa lakukan hanya berusaha sekuatnya. Tiba-tiba ada keperluan yang tidak bisa diwakilkan? Oke tidak apa-apa, pekan ini hanya sempat tiga kali, besok berusaha jadi lima kali lagi. Kalau ada waktu kosong, enam kali pun ayo. Nanti kalau terjadi lagi, bangkit lagi! Begitu seterusnya. Pada akhirnya, kita akan tersenyum melihat hasil dari perjuangan terus menerus ini.

Semangat untuk kamu-kamu yang punya target di tahun ini!

Tinggalkan komentar